5 Hari berada di Mulut Tuhan

Catper

November 20, 2017

Salam Rimba penuh perdamaian teman-teman semuanya !!!, apa kabarnya? semoga selalu diberikan kesehatan, rizki sehingga bisa selalu menjelajah ke seluruh pelosok negeri ini, Amin.

Pasti pada bertanya-tanya nih, berada di Mulut Tuhan? Apaan maksudnya? sedikit saya jelasin yah yg belum tahu pengertian dari Mulut Tuhan, mungkin pendaki-pendaki asal Sulsel pasti udah pada tahu nih. Jadi Mulut Tuhan adalah arti dari BAWAKARAENG, jadi dapat diartikan BAWA adalah Mulut dan KARAENG adalah Tuhan, itu dambil dari bahasa Makassar. Jadi secara bahasa Gunung Bawakaraeng adalah Gunung Mulut Tuhan, yg jelas Gunung Bawakaraeng bukanlah Mulut Tuhan dalam arti yg sebenarnya. Yuk.. luangkan waktu sedikit untuk berjalan-jalan ke Gunung Bawakaraeng & Lembah Ramma melalui catper kali ini.

Tapi sebelumnya saya ucapkan Salam hormat buat rekan-rekan KPA, MAPALA di Sulawesi, khususnya Sulsel yg mungkin sudah sering sekali ke Gunung Bawakaraeng ini, saya mohon maaf jika dalam catper ini ada yg salah dalam informasinya, mohon koreksinya yah  🙂

 

Dan pastinya, saya ucapkan terima kasih banyak kepada Eko Budyanto (Kobe) atas semua fasilitasnya dan juga kepada Keluarga Besar Pencinta Alam Tehnik (PANIK) Universitas Fajar, Makassar yg sudah meluangkan waktunya menemani saya selama 7 hari di kawasan Bawakaraeng ini. Untuk Nuzul, Ilham, Sadli, Eplenk, Zhul, Riswan dan yg lainnya, sekali lagi saya ucapkan banyak-banyak terima kasih, salam hormat untuk kalian semua.

 

 

Sebenarnya catper ini telah saya posting di kaskus “OANC” sekitar 2 tahun yang lalu. Dalam catper kali ini, saya hanya ingin berbagi informasi mengenai update koordinat tiap Pos & Sumber Air disepanjang jalur pendakian ke Gunung Bawakaraeng dan juga ke Lembah Ramma.

 

Gunung Bawakaraeng yg mempunyai ketinggian 2832 mdpl (S 05° 19′ 01.0″ E 119° 56′ 39.5″) dan Lembah Ramma 1605 mdpl (S 05° 17′ 44.6″ E 119° 54′ 57.0″) ini berada di Propinsi Sulawesi Selatan, tepatnya di Kabupaten Gowa, jarak dari Makassar ke Dusun Lembanna (desa terakhir) sekitar 79.8 km dengan waktu tempuh 2:40:10 (data dari GPS)

 

 

Hari Pertama

Makassar – Dusun Lembanna
 

Perjalanan saya mulai dari Sekretariat Mapala Fakultas Tehnik Univ Fajar di Makassar atau yg lebih dikenal dengan Pencinta Alam Tehnik (PANIK). Hari pertama pendakian ditemani 3 orang teman dari PANIK (Nuzul, Ilham & Sadli) dan dihari kedua menyusul lagi 3 orang (Zhul, Eplenk & Riswan) dan bertemu di Pos 5.

 

 

Hari Kedua

Dusun Lembanna (1513 mdpl) – Pos 1 (1717 mdpl), jarak 2.2 km
 

Hari inilah dimulai pendakian, di mulai dari Dusun Lembanna 1513 mdpl adalah desa terakhir dikaki gunung Bawakaraeng, berada dalam kecamatan Tinggimoncong. Masyarakat sekitar bercocok tanam layaknya masyarakat lainnya di kaki gunung dengan menanam sayur mayur. Sebagai penghasilan tambahan, warga membiarkan rumah mereka dijadikan sebagai tempat istirahat dan juga penitipan kendaraan pendaki, cuma satu kekurangan di Dusun Lembanna ini, tidak adanya warung nasi. Oleh karena itu ane dapat merasakan kearifan warga Lembanna, dengan tidak adanya warung nasi, kadang kita diajak makan bersama-sama dengan mereka.

 

 

Jalur lumayan landai, dengan diawali hutan pinus dipintu masuk hutan, Pos 1 merupakan persimpangan menuju Lembah Ramma & Bawakaraeng. Disetiap pos sepanjang jalur menuju Puncak Bawakaraeng terdapat patok triangulasi yg dipasang oleh Tim Ekspedisi NKRI 2013 Koridor Sulawesi Subkorwil Gowa.

 

 

Di patok ini terdapat keterangan mengenai koordinat & elevasi posisi tersebut. Ane coba cocokin koordinatnya dengan GPS Etrex 10 yg ane bawa, ternyata sangat berbeda sekali, perbedaan jaraknya pun sangat jauh sekitar 6.7 km, koordinat yg tertera dipatok ternyata salah, mungkin kesalahan saat dalam pembuatan patok ini.

 

 

Ga banyak yg dilakuin selama perjalanan hari ini, hanya sering berhenti untuk menikmati pemandangan sepanjang jalur agar tenaga & napas bisa teratur #ngeles  😀

 

Koordinat yg tertera di patok adalah S 05° 15′ 47.0″ E 119° 51′ 06.0″ dan yg tertera di GPS ane adalah S 05° 16′ 07.4″ E 119° 54′ 44.1″, selisih jarak udara adalah 6.7 km.

Data Patok Pos 1 :
Koordinat S 05° 15’ 47.0” E 119° 51’ 06.0” Elevasi 1718 mdpl
Data GPS Pos 1 :
Koordinat S 05° 16’ 07.4” E 119° 54’ 44.1” Elevasi 1717 mdpl

 


 
Pos 1 (1717 mdpl) – Pos 2 (1807 mdpl), jarak 989 m
 

Jalur masih landai, ga banyak atau bisa dibilang ga ada pemandangan yg bisa kita nikmati, karena sepanjang jalur tertutup rapat pepohonan, di pos 2 terdapat sumber air yg mengalir dan dapat juga mendirikan beberapa tenda.

 

Data pada patok triangulasi di Pos 2, koordinat tidak berbeda jauh, tetapi elevasinya jauh banget, perbedaan sekitar 1.104 m, mungkin salah lagi pada saat pembuatan patok ini

Data Patok Pos 2 :
Koordinat S 05° 16’ 35.6” E 119° 54’ 55.6” Elevasi 703 mdpl
Data GPS Pos 2 :
Koordinat S 05° 16’ 35.4” E 119° 54’ 55.7” Elevasi 1807 mdpl

 


 
Pos 2 (1807 mdpl) – Pos 3 (1837 mdpl), jarak 308 m
 

Jarak antar pos ini yg sangat pendek, dengan jalur yg relatf landai, Di Pos 3 ini terdapat sumber air dan juga bisa mendirikan tenda. Ane browsing katanya ada perempuan yg meninggal dunia gantung diri di pohon di Pos 3 ini yah? kalo bener serem juga nih.

 

Data pada patok triangulasi di Pos 3, koordinat & elevasi tidak berbeda jauh dengan yg ada di GPS.

Data Patok Pos 3 :
Koordinat S 05° 16’ 42.5” E 119° 54’ 58.5” Elevasi 1835 mdpl
Data GPS Pos 3 :
Koordinat S 05° 16’ 42.6” E 119° 54’ 58.4” Elevasi 1837 mdpl

 


 
Pos 3 (1837 mdpl) – Pos 4 (1973 mdpl), jarak 911 m
 

Pos 3 ke Pos 4, jalur masih relatif landai yg mulai ditutupi pepohonan tinggi dan besar. Di Pos 4 tidak terdapat sumber air, walaupun ada space untuk mendirikan tenda, sebaiknya jangan deh gan, menurut cerita-cerita dari pendaki bahwa area di pos 4 ini yg sangat angker, karena tepat didekat patok triangulasi terdapat semacam makam.

 

Tidak terdapat perbedaan yg signifikan data koordinat pada patok Pos 4 dengan GPS ane, kecuali elevasi yg selisih 33 m.

Data Patok Pos 4 :
Koordinat S 05° 16’ 56.0” E 119° 55’ 19.5” Elevasi 1940 mdpl
Data GPS Pos 4 :
Koordinat S 05° 16’ 56.9” E 119° 55’ 18.6” Elevasi 1973 mdpl

 


 
Pos 4 (1973 mdpl) – Pos 5 (2167 mdpl), jarak 1.1 km
 

Ga lama-lama deh di Pos 4 langsung lanjut ke Pos 5, jalur menuju Pos 5 mulai bervarasi, kadang landai, kadang terjal, tapi kayaknya banyak terjalnya deh, jalur masih tertutup pepohonan yg tinggi dan besar-besar.

 

Pos 5 adalah tempat terbuka, sangat-sangat ideal untuk beristirahat sebelum melanjutkan ke Pos berikutnya atau ingin bermalam disini. Ane memilih bermalam disini mengingat sudah lelah bingit dan tempat ini juga bagus untuk menyaksikan sunset dan yg pastinya di Pos 5 ini terdapat sumber air dan sinyal hp dari salah satu provider (telcomcel), jadi disini agan bisa istirahat sambil nelpon.

 

Sumber air di Pos 5 lumayan jauh, tapi ga jauh-jauh juga sih, lokasinya berada dilembah dengan jalur turunnya yg lumayan terjal.

 

Tidak terdapat perbedaan yg signifikan data koordinat & elevasi pada patok Pos 5 dengan GPS.

Data Patok Pos 5 :
Koordinat S 05° 17’ 11.4” E 119° 55’ 47.6” Elevasi 2165 mdpl
Data GPS Pos 5 :
Koordinat S 05° 17’ 11.7” E 119° 55’ 48.0” Elevasi 2167 mdpl

 

 

Hari Ketiga

Pos 5 (2167 mdpl) – Pos 6 (2363 mdpl), jarak 1.0 km
 

Jalur menuju Pos 6 berbatu, terjal, dan mendekat Pos 6 relatif datar, jalur dengan area terbuka karena habis terbakar. Di Pos 6 tidak terdapat sumber air.

 

Lagi-lagi data pada patok triangulasi di Pos 6 untuk elevasinya berbeda jauh dengan GPS, perbedaan sekitar 650 m, koordinat tidak berbeda jauh.

Data Patok Pos 6 :
Koordinat S 05° 17’ 31.3” E 119° 56’ 12.9” Elevasi 1713 mdpl
Data GPS Pos 6 :
Koordinat S 05° 17’ 30.6” E 119° 56’ 09.3” Elevasi 2363 mdpl

 


 
Pos 6 (2363 mdpl) – Pos 7 (2533 mdpl), jarak 696 m

Di lihat dari jaraknya sih lumayan pendek, tapi sebelum mencapai Pos 7 kita harus mendaki kepuncak punggungan dengan jalurnya terjal kali, cukup menguras tenaga dan jadi sering berhenti untuk ngeliat pemandangan :-D, di Pos 7 tidak terdapat air, sempit dan tertutup pula, jadi ga perlu lama-lama disini.

 

Lagi-lagi dan lagi koordinat pada patok triangulasi Pos 7 salah besar, seharusnya pada koordinat Longitude (E) 56 menit, bukan 54 menit, jadinya posisi Pos 7 berada di Lembah Ramma yg jarak udaranya sekitar 2.3 km, kalau jarak mengikuti jalur pendakian sekitar 10 km.

Data Patok Pos 7 :
Koordinat S 05° 17’ 51.8” E 119° 54’ 58.5” Elevasi 2548 mdpl
Data GPS Pos 7 :
Koordinat S 05° 17’ 51.4” E 119° 56’ 12.1” Elevasi 2533 mdpl

 


 
Pos 7 (2533 mdpl) – Pos 8 (2417 mdpl), jarak 1.6 km
 

Jalur ini yg membingungkan hati, kenapa? karena kita bukannya akan menambah ketinggian, malahan turun ketinggian dari 2533 mdpl ke 2417 mdpl dan juga harus melewati dasar lembah dengan ketinggian 2374 mdpl.

 

Jalur yg lumayan panjang antara Pos 7 ke Pos 8, menurut info jalur ini adalah jalur baru, karena jalur sebelumnya terkena longsoran yg besar pada tanggal 26 Maret 2004, megalongsoran ini “katanya” yg terbesar didunia dengan volume longsoran sekitar 250-300 juta m3 yg menewaskan 30 warga sekitar (info dari google). Oleh karenanya jalur dari Pos 7 ke Pos 8 ini dibuat agak menjauhi lokasi longsoran.

 

Okeh.. kita lanjut menuju Pos 8, setelah menuruni lembah sudah pasti abis lembah pasti tanjakan, yup.. mulai menanjak menuju Pos 8.

 

Kondisi Pos 8 dapat mendirikan sekitar 5-7 tenda, tapi bukan tenda Peleton yah gan :-D, disini terdapat sumber air yg mengalir, tapi sayg kondisi Pos 8 dan sumber airnya agak kotor banyak sampah 😥

Data Patok Pos 8 :
Koordinat S 05° 18’ 30.0” E 119° 56’ 36.6” Elevasi 2442 mdpl
Data GPS Pos 8 :
Koordinat S 05° 18’ 29.7” E 119° 56’ 35.9” Elevasi 2417 mdpl

 


 
Pos 8 (2417 mdpl) – Pos 9 (2614 mdpl), jarak 727 m
 

Jalur ke Pos 9 mulai terjal, mendekati Pos 9 kita akan bertemu persimpangan jalur, jalur Malino dan jalur Sinjai. Jadi setau ane terdapat 3 jalur untuk menuju Puncak Bawakaraeng, yg pertama jalur favorit pendaki yaitu jalur yg ane lewati ini jalur Dusun Lembanna (Malino), yg kedua Jalur Dusun Tassoso (Sinjai) dan yg ketiga jalur dari Gunung Lompobattang, kalau jalur yg ketiga ini kita diharuskan melewati pengunungan Lompobattang yg mempunyai puncak tertingginya 2874 mdpl dan melewati Lembah Karisma, jalur ketiga ini biasa disebut teman-teman dari Sulsel sebagai jalur Lintas Lompobattang – Bawakaraeng. Jadi jangan tanya sama ane mengenai jalur kedua & ketiga, karena ane blom pernah lewat situ.

 

Kondisi Pos 9 tidak terlalu besar, sayang juga kalo istirahat lama disini karena Pos 10 (Camp Area) sudah ga jauh lagi dan lagi pula di Pos 9 ini sumber airnya kadang ada kadang ga ada yah jadinya kadang-kadang 😀

Data Patok Pos 9 :
Koordinat S 05° 18’ 42.6” E 119° 56’ 47.1” Elevasi 2628 mdpl
Data GPS Pos 9 :
Koordinat S 05° 18’ 42.8” E 119° 56’ 47.2” Elevasi 2614 mdpl

 


 
Pos 9 (2614 mdpl) – Pos 10 (Camp Area) 2804 mdpl, jarak 641 m
 

Karena merasa sudah dekat ke Camp Area (Pos 10) kami lanjutkan pendakian ini. Jalur mulai agak terbuka dengan ciri khas tumbuhan ketinggian yg kerdil-kerdil, jadi makin banyak pemandangan yg bisa kita nikmati, tapi harus brenti kalo mau menikmatinya.

 

Agak terjal juga tanjakan untuk menuju puncak punggungan sebelum Pos 10, akhirnya sampai juga di Camp Area (Pos 10). Kondisi tempat sangat luas, dapat mendirikan puluhan bahkan mungkin ratusan tenda, dari sini patok triangulasi puncak Bawakaraeng terlihat jelas, lah wong jaraknya cuma sekitar 250 meteran.

Sumber air hanya terdapat di penampungan saja, yg berada didekat lokasi untuk upacara.

Data Patok Pos 10 :
Koordinat S 05° 18’ 57.7” E 119° 56’ 37.6” Elevasi 2812 mdpl
Data GPS Pos 10 :
Koordinat S 05° 18’ 57.7” E 119° 56’ 37.5” Elevasi 2803 mdpl

 


 

Hari Keempat

Pos 10 (Camp Area) – Puncak Bawakaraeng
 

Dihari keempat ini ane baru ke Puncak, bangun pagi-pagi ingin menyaksikan sunrise diatas puncak gunung tertinggi ke 5 di Sulawesi ini… eh.. bener kan yah Bawakaraeng tertinggi ke 5 di Sulawesi?, tapi sayang matahari pagi itu tertutup awan.

 

Puncak ditandai semacam tugu setinggi 1.5m, tidak ada keterangan mengenai koordinat & elevasinya.
Koordinat S 05° 19′ 01.0″ E 119° 56′ 39.5″ Elevasi 2832 mdpl

 

 

Perjalanan turun ane lakuin hari itu juga dengan tujuan langsung ke Dusun Lembanna untuk menambah logistik dan menginap 2 malam sebelum melanjutkan perjalanan ke Lembah Ramma.

Sampai jumpa lagi di Lembah Ramma, silakan baca disini CATPER LEMBAH RAMMA

 

Penulis :
Widiarso
IGR.001.083

ARTIKEL & BERITA LAINNYA

Sigap Menghadapi Bencana, IGREEAC mengikuti Diklat Manajemen Bencana
30 Maret 2023 lalu. Indonesian Green Ranger Expedition Adventure Club (IGREEAC) mengutus Muhammad Usamah Firdaus & Nazwa Ramadhani Irawan, dari angkatan...
Laporan Bencana Alam Gempa Cianjur 2022
RESPON GEMPA CIANJUR 21 November – 30 Desember 2022 Kampung GARUNG RT 02/09 Desa Bunikasih Kecamatan Warungkondang 157 JIWA 53 KK 33 BALITA 15 LANSIA 30 REMAJA 79 DEWASA Kampung...
Panitia Gladnas PA Kunjungan di Kodam XIV/Hasanuddin
MAKASSAR – Panitia Gladian Nasional Pecinta Alam (Gladnas PA) ke-XV melakukan kunjungan di Markas Komando Daerah Militer (Makodam) XIV/Hasanuddin,...
Minta Dukungan, Panitia Gladnas PA XV Temui Kadis Pariwisata Sulsel
MAKASSAR – Panitia Gladian Nasional (Gladnas) Pecinta Alam ke-XV menemui Kepala Dinas Pariwisata Sulawesi Selatan, Denny Irawan Saardi di ruang kerjanya,...
Pendakian Bersama Renungan Suci dan Opsih
Dalam rangka memperingati 100 hari wafatnya pendiri Indonesian Green Ranger (IGR), kami selaku Presidium Dewan Pengurus Periode 2017-2021 bermaksud melaksanakan...