Tim SAR Gabungan Temukan Jasad Pendaki Selandia Baru Yang Hilang di Gunung Merbabu

BERITA

April 7, 2018

 

Jakarta, Igreeac.org Tim SAR Gabungan menemukan Andrey Voytech (39 th) pendaki asal Selandia Baru yang hilang di Gunung Merbabu, sabtu (7/4/18). Andrey dikabarkan hilang pada Jum’at (30/3).

 

“Survivor kami temukan di area Kalimenek di aliran sungai dalam kondisi meninggal dunia pada pukul 08.40 WIB. Korban diduga terjatuh dari ketinggian 13 meteran,” ungkap Noer Isrodin Muchlisin, Kepala Basarnas Jateng. Berikut kronologi penemuan Andrey:

 

Penemuan ini bermula saat SRU 1 berjumlah 9 personil yang bermalam di Pos 1 Pending pada pukul 07.00 pagi melakukan pencarian di aliran sungai Kalimenek. Tim melakukan penyisiran dari bawah ke atas menyusuri sungai tersebut, hingga akhirnya menemukan jasad korban.

 

Diduga korban mengalami benturan hebat saat terjatuh dari ketinggian di dasar sungai yang berbatu. Tidak diketahui penyebab pastinya, bisa terpeleset, disorientasi karena hipotermia atau sebab lainnya.

 

“Untuk saat ini korban masih dalam proses evakuasi, selanjutnya akan di bawa ke RSU Salatiga melalui jalur Cuntel.” Ucap Noer. Ia juga menambahkan, dengan ditemukannya Andrey maka operasi SAR gabungan pencarian ini secara resmi dihentikan dan kami ucapkan banyak terimakasih atas kerjasama tim selama operasi SAR ini.

 

Andrey Voytech dilaporkan hilang oleh rekannya Sistha saat turun dari puncak Gunung Merbabu. Korban diketahui hilang di sekitar Pos 1 Pending.

ARTIKEL & BERITA LAINNYA

Sigap Menghadapi Bencana, IGREEAC mengikuti Diklat Manajemen Bencana
30 Maret 2023 lalu. Indonesian Green Ranger Expedition Adventure Club (IGREEAC) mengutus Muhammad Usamah Firdaus & Nazwa Ramadhani Irawan, dari angkatan...
Laporan Bencana Alam Gempa Cianjur 2022
RESPON GEMPA CIANJUR 21 November – 30 Desember 2022 Kampung GARUNG RT 02/09 Desa Bunikasih Kecamatan Warungkondang 157 JIWA 53 KK 33 BALITA 15 LANSIA 30 REMAJA 79 DEWASA Kampung...
Panitia Gladnas PA Kunjungan di Kodam XIV/Hasanuddin
MAKASSAR – Panitia Gladian Nasional Pecinta Alam (Gladnas PA) ke-XV melakukan kunjungan di Markas Komando Daerah Militer (Makodam) XIV/Hasanuddin,...
Minta Dukungan, Panitia Gladnas PA XV Temui Kadis Pariwisata Sulsel
MAKASSAR – Panitia Gladian Nasional (Gladnas) Pecinta Alam ke-XV menemui Kepala Dinas Pariwisata Sulawesi Selatan, Denny Irawan Saardi di ruang kerjanya,...
Pendakian Bersama Renungan Suci dan Opsih
Dalam rangka memperingati 100 hari wafatnya pendiri Indonesian Green Ranger (IGR), kami selaku Presidium Dewan Pengurus Periode 2017-2021 bermaksud melaksanakan...

Fenomena Langka ‘Super Blue Blood Moon’, Banjir Rob Diwaspadai

BERITA

January 29, 2018

 

Jakarta, Igreeac.org – Rabu 31 Januari 2018, akan terjadi peristiwa Fenomenal Super Blue Blood Moon atau Supermoon yang berbarengan dengan Gerhana Bulan Total, di mana posisi matahari, bumi dan bulan berada pada satu garis lurus.

 

Masyarakat bisa mengamati kejadian Gerhana Bulan Total di sebagian besar wilayah Indonesia. Ini merupakan fenomena langka yang terulang lagi lebih dari 100 tahun untuk di Amerika, dan di Indonesia pernah terjadi pada 36 tahun silam (30-31 Desember 1982).

 

Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, mengatakan pengamatan ini dapat dilihat secara ideal dari daerah perbatasan mulai dari perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur hingga daerah yang berada di sebelah barat Sumatera, yaitu melintas di Samudera Hindia yang berada sebelah barat Sumatera yang merupakan zona bulan terbit saat fase gerhana penumbra berlangsung.

 

Lebih lanjut Dwikorita menjelaskan, lokasi yang ideal untuk mengamati fenomena ini di Observatorium Boscha (Lembang), Pulau Seribu, Ancol, Taman Mini Indonesia Indah, Planetarium, Museum Fatahilah, Kampung Betawi, Satu Babakan, serta Bukit Tinggi. Masyarakat juga bisa lakukan pengamatan di 21 titik pengamatan hilal. Bahkan, di Makasaar dan Jam Gadang Bukit Tinggi pun terdapat event nonton bersama Super Blue Blood Moon.

 

“Meskipun fenomena ini merupakan fenomena langka, namun masyarakat harap mewaspadai tinggi pasang maksimun hingga mencapai 1,5 meter karena adanya gravitasi bulan dengan matahari,” tegas Dwikorita.

 

Fenomena ini pun juga dapat mengakibatkan surut minimum mencapai -100-110 cm yang terjadi pada 30 Januari-1 Februari 2018 di Pesisir: Sumatera Utara, Barat, Sumatera Barat, Selatan Lampung, utara Jakarta, utara Jawa Tengah, utara Jawa Timur, dan Kalimantan Barat.

 

Dwikorita mengingatkan bahwa tinggi pasang maksimum ini akan berdampak pada terganggunya transportasi di sekitar pelabuhan dan pesisir, aktivitas petani garam dan perikanan darat, serta kegiatan bongkar muat di Pelabuhan.

 

Keseluruhan proses gerhana dapat diamati di Samudra Pasifik serta bagian Timur Asia, Indonesia, Australia, dan bagian barat laut Amerika. Gerhana ini dapat diamati di bagian barat Asia, Samudra Hindia, bagian timur Afrika, dan bagian timur Eropa pada saat bulan terbit. Masyarakat dapat mengamati puncak Gerhana Bulan Total ini dapat pada Pukul 20:29,8 WIB; 21:29,8 WITA; dan 22:29,8 WIT.

ARTIKEL & BERITA LAINNYA

Temui Dirut Perusda, Panitia Gladnas XV Sulsel Minta Dukungan
MAKASSAR – Direktur Utama Perusda Sulsel, Taufik Fachruddin menerima kunjungan rombongan panitia Gladian Nasional Pecinta Alam ke XV Sulawesi Selatan...
LABAS Indonesian Green Ranger
 SALAM RIMBA !!!  Indonesian Green Ranger adalah organisasi yang secara aktif bergerak di bidang Pelestarian Alam dan Lingkungan, Kegiatan Alam Bebas,...
LATGAB Panjat Tebing IGR 2018
Presidium Dewan Pengurus Indonesia Green Ranger akan mengadakan Latihan Gabungan yang ditujukan khusus untuk anggota dari berbagai angkatan. Dalam hal...
Korban Gempa 7 Sr Terus Bertambah Di NTB, 98 Orang Meninggal Dunia
Dampak gempa 7 SR yang mengguncang wilayah Lombok, Sumbawa dan Bali pada 5/8/2018 pukul 18.46 WIB telah menyebabkan berbagai wilayah mengalami kerusakan....
91 Orang Meninggal Dunia Akibat Gempa 7 Sr Di Ntb, Bantuan Terus Dikirimkan
TIM SAR Gabungan teus menyisir daerah-daerah terdampak gempa untuk melakukan evakuasi, penyelamatan dan pertolongan kepada korban gempa 7 SR di Provinsi...

Darurat penanganan pengungsi Gunung Agung diperpanjang lagi

BERITA

October 28, 2017

Foto by Heri Daniel

 

Gubernur Provinsi Bali kembali memperpanjang masa keadaan darurat penanganan pengungsi Gunung Agung selama 14 hari ke depan. Masa keadaan darurat berlaku 27 Oktober 2017 hingga 9 November 2017.

 

Perpanjangan masa keadaan darurat ini adalah yang ketiga kalinya sejak Gunung Agung dinaikkan status Awas (level 4) oleh PVMBG pada 22/9/2017. Perpanjangan masa keadaan darurat ini diberlakukan oleh Pemerintah Daerah Provinsi Bali untuk memberikan kemudahan akses dalam menangani ancaman letusan Gunung Agung. Kemudahan akses dalam pengerahan personil, penggunaan anggaran, pengadaan dan distribusi logistik, administrasi dan lainnya. Sebab kenyataannya hingga saat ini masih ada sekitar 133.457 jiwa pengungsi di 385 titik pengungsian. Mereka harus dipenuhi kebutuhan dasarnya di pengungsian.

 

Hingga 37 hari sejak ditetapkan status Awas Gunung Agung belum terlihat tanda-tanda letusan. Jumlah kegempaan terus menurun. Deformasi relatif stabil. PVMBG masih menetapkan Status Awas hingga saat ini dengan rekomendasi radius 9 kilometer ditambah sektoral 12 kilometer dari puncak kawah tidak boleh ada aktivitas masyarakat. Dalam waktu dekat, PVMBG akan mengevaluasi status Gunung Agung berdasarkan kondisi terkini.

 

Dampak ekonomi dan sosial yang ditimbulkan selama status Awas Gunung Agung cukup besar. Kerugian ekonomi diperkirakan Rp1,5 trilyun hingga Rp2 trilyun. Kerugian itu di antaranya berasal dari sektor pariwisata Rp264 miliar, sektor perbankan Rp1,05 triliun, sektor hilangnya pekerjaan para pengungsi Rp204,5 miliar, sektor pertanian, peternakan, kerajinan Rp100 miliar, serta sektor pertambangan dan pembangunan Rp200-500 miliar. Kerugian ini belum memperhitungkan sektor pendidikan dan kesehatan yang juga terdampak langsung.

 

Sampai sekarang Pemerintah Provinsi Bali dan Kabupaten/Kota di Bali terus melakukan penanganan darurat dibantu oleh Pemerintah Pusat dari Kementerian/Lembaga, NGO, dunia usaha dan masyarakat. BNPB mengkoordinasikan potensi nasional dengan mendirikan Pos Pendampingan Nasional di Karangasem Bali.

 

Kita berharap semoga aktivitas vulkanik Gunung Agung kembali normal sehingga masyarakat Bali dapat kembali ke rumahnya dan melakukan aktivitas kehidupan normal.

 

Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB

ARTIKEL & BERITA LAINNYA

Gempa 7.0 SR di Lombok Berpotensi Tsunami
  Jakarta, Igreeac.org, Gempa berkekuatan 7.0 Skala Richter kembali mengguncang Kawasan Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, Minggu (05/08/2018).   Dikutip...
Korban Gempa 6,4 SR bertambah 10 orang meninggal.
  Gempa dengan kekuatan 6,4 SR mengguncang wilayah Lombok, Bali dan Sumbawa pada Minggu (29/7/2018) pukul 05.47 WIB telah menimbulkan korban jiwa dan kerusakan...
Gunung Agung erupsi setinggi 2000 meter
  KARANGASEM – Gunung Agung kembali alami erupsi dengan tinggi kolom abu sekitar 2000 meter di atas puncak, Senin (2/7) pukul 21.04 Wita. Secara...
Gn. Agung, Bali, kembali erupsi pada tanggal 02 Juli 2018 pukul 21:04 WITA
  Gn. Agung, Bali, kembali erupsi pada tanggal 02 Juli 2018 pukul 21:04 WITA dengan tinggi kolom abu teramati ± 2.000 m di atas puncak (± 5.142 m di atas...
Laporan Periodik enam (6) bulanan Kegiatan Tanam Pohon PT Century Batteries Indonesia, untuk periode September 2017 s.d Pebruari 2018
  Berikut ini Laporan Periodik enam (6) bulanan Kegiatan Tanam Pohon PT Century Batteries Indonesia, untuk periode September 2017 s.d Pebruari 2018. KEMBALI ARTIKEL...

BNPB Terbangkan Drone Untuk Pantau Kawah Gunung Agung

BERITA

October 11, 2017

Aktivitas vulkanik Gunung Agung masih tinggi sehingga PVMBG masih menetapkan status Awas ( Level 4) sejak 22/9/2017 hingga saat ini. Dorongan magma ke permukaan masih berlangsung sehingga muncul rekahan di kawah Gunung Agung. Dari rekahan tersebut keluar asap putih bertekanan rendah dengan tinggi 50-200 meter. Asap tersebut adalah proses uap air yang terpanaskan. Secara visual belum terlihat tanda-tanda letusan Gunung Agung. Radius berbahaya yang harus dikosongkan sesuai rekomendasi PVMBG adalah radius 9 kilometer dari puncak kawah dan 12 kilometer di sektor utara – timur laut dan sektor tenggara – selatan – barat daya.

Continue reading "BNPB Terbangkan Drone Untuk Pantau Kawah Gunung Agung"

Gunung Ili Lewotolok Tidak Meletus, 723 Orang Mengungsi

BERITA

October 11, 2017

Pascagempa bumi yang beruntun dengan kekuatan 3,9 – 4,9 SR dengan pusat gempa di sekitar Gunung Ili Lewotolok di Kabupaten Lembata Provinsi Nusa Tenggara Timur, pada Selasa (10/10/2017, aktivitas vulkanik Gunung Ili Lewotolok tetap status Waspada (level 2). Tidak ada peningkatan aktivitas vulkanik dan tidak ada letusan. Banyak berita palsu (hoax) yang memberitakan Gunung Ili Lewotolok meletus. Berita tersebut tidak benar. PVMBG menyatakan Gunung Ili Lewotolok tetap status Waspada sejak 7/10/2017 pukul 20:00 WITA.

 

Continue reading "Gunung Ili Lewotolok Tidak Meletus, 723 Orang Mengungsi"